MAKALAH
IPA 2
BUMI
DAN TATA SURYA
KONSEP
DASAR IPA
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan YME, atas segala rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah
ini dengan judul “Bumi dan Tata Surya”.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini banyak mendapat dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak baik berupa saran, motivasi maupun
bimbingan, oleh karena itu perkenankan penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
- Ibu Sri Mulyaningsih selaku dosen pengampu.
- Kedua orang tua penulis.
- Teman-teman yang senantiasa mendukung penulis.
- Dan pihak – pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu – persatu.
Penulis
sangat menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna, telah dikerjakan semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuan yang penulis miliki, karena itulah kritik dan saran yang
membangun sangat dibutuhkan penulis agar menjadi lebih baik.
Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi
pembaca.
penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Asal-usul Tata Surya
2.2 Sejarah Penemuan Tata Surya
2.3 Susunan Tata Surya
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar belakang
Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah
bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya
gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang
sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil, 173
satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit
(meteor, asteroid, komet) lainnya.
Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam,
sabuk asteroid, empat planet luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk
Kuiper dan Piringan Terbesar. Enam dari delapan planet dan tiga dari
lima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit alami yang biasa
disebut dengan bulan. Contoh: Bulan atau satelit alami Bumi.
Masing-masing planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang
terdiri dari debu dan partikel lain.
Itulah sedikit gambaran tentang Tata Surya. Tetapi, Bagaimana Tata
Surya bisa berbentuk seperti sekarang? Bagaimana awal mula
terbentuknya Tata Surya? Apa yang menarik tentang Tata Surya?
Pertanyaan-pertanyaan ini sering muncul di sekitar kita dan saya akan
mencoba menjawab lewat makalah ini.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis membuat makalah
yang berjudul “Tata Surya dan Semua Benda Langit yang Terikat
dengan Gravitasi” dengan harapan dapat membantu para pembaca..
Dengan adanya makalah ini bukan berarti benda langit hanya itu saja
tetapi masih ada banyak lagi yang tidak dapat ditangkap oleh indera
manusia sehingga kita harus banyak belajar agar dapat menemukan benda
langit yang baru.
2.
Rumusan masalah
- Bagaimana asal-usul Tata surya?
- Bagaimana sejarah penemuan Tata surya?
- Bagaimana susunan Tata surya?
3.
Tujuan penulisan
- Mengetahui asal-usul Tata Surya
- Mengetahui sejarah Tata Surya
- Mengetahui susunan Tata Surya
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Asal-usul Tata Surya
Banyak
ahli telah mengemukakan hipotesis tentang asal-usul Tata Surya,
diantaranya
- Hipotesis nebula
Hipotesis
nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel
Swedenberg(1688-1772)tahun
1734dan
disempurnakan oleh Immanuel
Kant(1724-1804)
pada tahun 1775
Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre
Marquis de Laplace secara
independen pada tahun
1796.
Hipotesis ini, yang lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula
Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya masih
berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu,
es,dan
gas
yang disebut nebula,
dan unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang
dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah
tertentu, suhu kabut memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa
(matahari). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin
cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling matahari.
Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan
penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet luar. Laplace
berpendapat bahwa orbit berbentuk hampir melingkar dari planet-planet
merupakan konsekuensi dari pembentukan mereka.
- Hipotesis planetisimal
Hipotesis
planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas
C. Chamberlin
dan Forest
R. Moulton
pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa Tata Surya
kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang lewat cukup dekat
dengan matahari, pada masa awal pembentukan matahari. Kedekatan
tersebut menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan matahari, dan
bersama proses internal matahari, menarik materi berulang kali dari
matahari. Efek gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua
lengan spiral yang memanjang dari matahari. Sementara sebagian besar
materi tertarik kembali, sebagian lain akan tetap di orbit, mendingin
dan memadat, dan menjadi benda-benda berukuran kecil yang mereka
sebut planetisimal dan beberapa yang besar sebagai protoplanet.
Objek-objek tersebut bertabrakan dari waktu ke waktu dan membentuk
planet dan bulan, sementara sisa-sisa materi lainnya menjadi komet
dan asteroid.
- Hipotesis pasang surut bintang
Hipotesis
pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James
Jeans
pada tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang
lain kepada matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan menyebabkan
tertariknya sejumlah besar materi dari matahari dan bintang lain
tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian
terkondensasi menjadi planet.Namun
astronom Harold
Jeffreys
tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu hampir tidak
mungkin terjadi. Demikian pula astronom Henry
Norris Russell
mengemukakan keberatannya atas hipotesis tersebut.
- Hipotesis Kondensasi
Hipotesis
kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama
G.P.
Kuiper
(1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa
Tata Surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk
cakram raksasa.
- Hipotesis Bintang Kembar
Hipotesis
bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred
Hoyle
(1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya
Tata Surya kita berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan
berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan
kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak
meledak dan mulai mengelilinginya.
2.2
Sejarah Tata Surya
Lima
planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars,
Yupiter dan Saturnus)
telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat
dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia ini memiliki nama
sendiri untuk masing-masing planet. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia untuk
memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo
Galilei
(1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata
manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang
tidak bisa diamati melalui mata telanjang.
Karena
teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai
perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus
Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari.
Penalaran Venus mengitari Matahari makin memperkuat teori
heliosentris, yaitu bahwa matahari adalah pusat alam semesta, bukan
Bumi, yang sebelumnya digagas oleh Nicolaus
Copernicus
(1473-1543). Susunan heliosentris adalah Matahari dikelilingi oleh
Merkurius hingga Saturnus. Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh
ilmuwan lain seperti Christian
Huygens
(1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada
hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.
Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan
perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang
lain melalui Johannes
Kepler
(1571-1630) dengan Hukum
Kepler.
Dan puncaknya, Sir
Isaac Newton
(1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan
inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit
selanjutnya.
Pada
1781, William
Herschel
(1738-1822) menemukan Uranus. Perhitungan cermat orbit Uranus
menyimpulkan bahwa planet ini ada yang mengganggu. Neptunus
ditemukan
pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus ternyata tidak cukup menjelaskan
gangguan orbit Uranus.
Para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lainnya
yang letaknya melampaui Neptunus (disebut objek trans-Neptunus), yang
juga mengelilingi Matahari. Di sana mungkin ada sekitar 100.000 objek
serupa yang dikenal sebagai Objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper adalah
bagian dari objek-objek trans-Neptunus). Belasan benda langit
termasuk dalam Objek Sabuk Kuiper di antaranya Quaoar (1.250 km
pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna
(1.800 km
pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61
(1.500 km pada Mei 2004).
Penemuan 2003 EL61
cukup menghebohkan karena Objek Sabuk Kuiper ini diketahui juga
memiliki satelit pada Januari 2005 meskipun berukuran lebih kecil
dari Pluto.
Dan
puncaknya adalah penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003)
yang diberi nama oleh penemunya Xena. Selain lebih besar dari Pluto,
objek ini juga memiliki satelit.
2.3
Susunan Tata Surya
Tata
surya adalah susunan benda-benda langit yang terdiri atas matahari
sebagai pusatnya dan planet-planet, meteorid, komet, serta asteroid
yang mengelilingi matahari. Susunan tata surya terdiri atas matahari,
delapan planet, satelit-satelit pengiring planet, komet, asteroid,
dan meteorid.
Benda
langit yang berupa planet dan benda langit lainnya dalam mengelilingi
matahari disebut revolusi. Sebagian besar garis edarnya (orbit)
berbentuk elips. Bidang edar planet-planet mengelilingi matahari
disebut bidang edar, sedangkan bidang edar planet bumi disebut bidang
ekliptika. Selain berevolusi benda-benda langit juga berputar pada
porosnya yang disebut rotasi, sedangkan waktu untuk sekali berotasi
disebut kala rotasi.
- Matahari
Matahari
merupakan pusat tata surya yang berupa bola gas yang bercahaya.
Matahari merupakan salah satu bintang yang menghiasi galaksi Bima
Sakti. Suhu permukaan matahari 6.000 derajat celsius yang
dipancarkan ke luar angkasa hingga sampai ke permukaan bumi,
sedangkan suhu inti sebesar 15-20 juta derajat celsius.
- Planet
- Planet Merkurius
Merkurius
merupakan planet terkecil dan terdekat dengan matahari. Merkurius
tidak mempunyai satelit atau bulan, dan tidak mempunyai hawa. Garis
tengahnya 4500 km, lebih besar daripada garis tengah bulan yang hanya
3160 km. Diperkirakan tidak ada kehidupan sama sekali di Merkurius.
Merkurius mengadakan rotasi dalam waktu 58,6 hari. Ini berarti
panjang siang harinya 28 hari lebih, demikian juga malam harinya.
Merkurius mengelilingi matahari dalam waktu 88 hari.
- Planet Venus
Planet
ini lebih kecil dari bumi. Venus menempati urutan kedua terdekat
dengan matahari. Planet ini terkenal dengan bintang kejora
yang bersinar terang pada waktu sore atau pagi hari. Rotasi Venus ±
247 hari, dan berevolusi (mengelilingi matahari) selama 225 hari,
artinya 1 tahun Venus adalah 225 hari.
- Planet Bumi
Bumi
menempati urutan ketiga terdekat dengan matahari. Ukuran besarnya
hampir sama dengan Venus dan bergaris tengah 12.640 km. Jarak antara
bumi dengan matahari adalah 149 juga km. Bumi mengadakan rotasi 24
jam, berarti hari bumi = 24 jam.
- Gerak rotasi bumi
Gerak
bumi berputar pada porosnya disebut rotasi bumi. Arah rotasi bumi
sama dengan arah revolusinya, yakni dari barat ke timur. Inilah
sebabnya mengapa matahari terbit lebih dulu di Irian Barat dari pada
di Jawa. Satu kali rotasi bumi menjalani 3600 yang
ditempuh selama 24 jam.
- Akibat rotasi bumi
- Adanya gerak semu harian dari matahari
- Pergantian siang dan malam
- Penyimpangan arah angin, arus laut
- Penggelembungan di khatulistiwa dan pemepatan di kedua kutub bumi
- Timbulnya gaya sentrifugal
- Adanya dua kali air pasang naik dan pasang surut dalam sehari semalam
- Perbedaan waktu antara tempat-tempat yang berbeda derajat busurnya
- Gerak revolusi dari bumi
Selama
mengedari matahari ternyata sumbu bumi miring dengan arah yang sama
terhadap bidang ekliptika. Kemiringan sumbu bumi ini besarnya 23 ½0
terhadap bidang ekliptika tersebut. Akibat dari revolusi bumi ialah :
Akibat
dari revolusi bumi adalah :
- Pergantian empat musim
- Perubahan lamanya siang dan malam
- Terlihatnya rasi (konstelasi) bintang yang beredar dari bulan ke bulan
Lintasan
bumi dalam revolusinya terhadap matahari disebut orbit.
- Gaya gravitasi terrestrial dari bumi
Bumi
kita ini mempunyai gaya gerak atau gaya berat. Gaya tarik bumi ini
dinamakan gaya gravitasi terrestrial bumi. Benda di bumi ini memiliki
bobot karena pengaruh gaya gravitasi tersebut. Gaya gravitasi
terrestrial inilah yang menahan semua materi yang ada di bumi serta
atmosfernya hingga tidak hilang melayang ke alam semesta.
- Waktu
Kita
telah mengenal waktu satu hari satu malam yang lamanya 24 jam. Waktu
24 jam ini adalah sehari semalam solar (matahari) berdasarkan gerak
semu matahari dalam membuat satu revolusi lengkap.
- Planet Mars
Planet
ini berwarna kemerah-merahan yang diduga tanahnya mengandung banyak
besi oksigen, hingga kalau oksigen masih ada jumlahnya sangat
sedikit. Pada permukaan planet ini didapatkan warna-warna hijau, biru
dan sawo matang yang selalu berubah sepanjang masa tahun. Mars
mempunyai dua satelit atau bulan yaitu phobus dan daimus.
Jarak
planet mars dengan matahari ialah 226,48 juga km. Garis tengahnya
adalah 6272 km dan revolusinya 1,9 tahun. Rotasinya 24 jam 37 menit.
Berdasarkan data yang dikirim oleh satelit Mariner IV di Mars tidak
ada oksigen, hampir tidak ada air, sedangkan kutub es yang
diperkirakan mengandung banyak air itu tak lebih merupakan lapisan
salju yang sangat tipis.
- Planet Yupiter
Yupiter
merupakan planet terbesar. Berdasarkan analisis spektroskopis planet
ini mengandung gas metana dan amoniak banyak, serta mengandung gas
hidrogen. Yupiter mempunyai kurang lebih 14 satelit atau bulan.
Planet Yupiter bergaris tengah 138.560 km, rotasinya cepat yaitu 10
jam. Oleh karena gaya gravitasinya yang sangat kuat, Yupiter
mempunyai 12 satelit (bulan) dan 3 darinya beredar berlawanan arah
dengan 9 lainnya.
- Planet Saturnus
Saturnus
mempunyai massa jenis yang sangat lebih kecil dari pada air yaitu
0,75 g/cm3, sehingga akan terapung di air. Ternyata planet
ini berupa gas yang terdiri dari metana dan amoniak dengan suhu
rata-rata 103 0C. Saturnus mempunyai 10 satelit dan
diantaranya yang terbesar disebut Titan, yang lain
disebut Phoebe yang bergerak berlawanan arah dengan 9
satelit lainnya.
- Planet Uranus
Uranus
memiliki 5 satelit. Berbeda dengan planet yang lain, Uranus arah
gerak rotasinya dari timur ke barat. Jarak ke matahari adalah 2860
juta km dan mengelilingi matahari dalam waktu 84 tahun. Rotasinya 10
jam 47 detik. Besar Uranus kurang dari setengah Saturnus, bergaris
tengah 50.560 km. Berdasarkan pengamatan pesawat VOYAGER pada bulan
Januari 1986 Uranus memiliki 14 buah satelit.
- Planet Neptunus
Neptunus
mempunyai dua satelit, satu diantaranya disebut Triton. Satelit
Triton beredar berlawanan arah dengan gerak rotasi Neptunus. Jarak ke
matahari 44790 km, mengelilingi matahari dalam 165 tahun sekali
seputar.
- Komet
Komet
berasal dari bahasa Yunani, yaitu Kometes yang artinya berambut
panjang. Komet menurut istilah bahasa adalah benda langit yang
mengelilingi matahari dengan orbit yang sangat lonjong. Komet terdiri
atas es yang sangat padat dan orbitnya lebih lonjong daripada orbit
planet. Komet menyemburkan gas bercahaya yang dapat terlihat dari
bumi. Bagian-bagian komet, yaitu:
1)inti
komet, yaitu
bagian komet yang kecil tapi padat tersusun dari debu dan gas.
2)koma,
yaitu
daerah kabut di sekeliling inti.
3)ekor
komet, yaitu
bagian yang memanjang dan panjangnya mampu mencapai satu satuan
astronomi(1SA=jarak antara bumi dan matahari).
Arah
ekor komet menjauhi matahari. Kebanyakan komet tidak dapat di lihat
dengan mata telanjang,tapi harus dengan menggunakan Teleskop. Komet
yang terkenal adalah komet Halley yang ditemukan oleh Edmunt
Halley.
Komet
itu muncul setiap 76 tahun sekali. Komet sering disebut Bintang
berekor.
- Asteroid
Asteroid
adalah benda langit yang mirip dengan planet-planet, yang terletak di
antara orbit Mars dan Yupiter. Asteroid disebut juga planetoid
atau planet kerdil. Asteroid yang terbesar dan yang pertama
adalah Ceres yang ditemukan oleh Giussepe
Piazzi
(astronom Italia). Icarus adalah salah satu asteroid yang pernah
mendekati bumi dengan orbit yang berbentuk lonjong.
- Meteoroid
Meteoroid
adalah batuan-batuan kecil yang sangat banyak dan melayang-layang di
angkasa luar. Batuan-batuan ini banyak mengandung unsur besi dan
nikel yang masuk ke Atmosfer karena pengaruh gravitasi bumi.
Batuan-batuan atau benda langit yang bergesekan dengan atmosfer bumi
dan habis terbakar sebelum sampai di permukaan bumi disebut meteor.
Sedangkan batuan yang tidak habis terbakar dan sampai ke bumi disebut
Meteorid.
- Bulan
Bulan
merupakan benda langit yang mengitari bumi. Karena bumi mengitari
matahari, maka bulan juga mengitari matahari bersamaan dengan bumi.
Selain itu, bulan juga berputar pada porosnya sendiri. Dengan
demikian bulan mempunyai tiga gerakan sekaligus. Benda-benda langit
yang berada di dalam tata surya tersusun secara rapi
Selama
bergerak benda-benda itu tidak saling bertabrakan. Hal itu terjadi
karena adanya gaya gravitasi pada masing-masing benda langit. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa yang menyebabkan gerakan benda-benda
langit teratur adalah gaya gravitasi.
BAB
III
PENUTUP
3.1
SIMPULAN
Ada beberapa
hipotesis yang menyatakan asal-usul Tata Surya yang telah dikemukakan
oleh beberapa ahli, yaitu Hipotesis Nebula, Hipotesis Planetisimal,
Hipotesis Pasang Surut Bintang, Hipotesis Kondensasi, dan Hipotesis
Bintang Kembar. Sejarah penemuan Tata surya di awali dengan
dilihatnya planet-planet dengan mata telanjang hingga ditemukannya
alat untuk mengamati benda langit lebih jelas yaitu Teleskop dari
Galileo. Perkembangan teleskop diimbangi dengan perkembangan
perhitungan benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lainnya.
Dari mulai mengetahui perkembangan planet-planet hingga puncaknya
adalah penemuan UB 313 yang ternyata juga mempunyai satelit.
Tata surya adalah
kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut
Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya.
Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah
diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil atau
katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda
langit (meteor, asteroid, komet) lainnya. Tata Surya terbagi menjadi
Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet
bagian luar, dan di bagian terluar ada Sabuk Kuiper dan Piringan
Tersebar.
3.2
Saran
Sebaiknya semua
pihak mempelajari Tata Surya agar dapat mengetahui dari mana
sebenarnya Tata Surya itu berasal sehingga kita tidak dapat
mengada-ada atau merekayasanya. Mengetahui Tata Surya juga sangat
penting agar kita dapat mengetahui kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
sehingga kita dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
DAFTAR
PUSTAKA
- Haryanto.1999.Ilmu Pengetahuan Alam.Jakarta:Erlangga.
- Wikipedia .net
0 comments:
Post a Comment